Sabtu, 19 November 2011
Minggu, 23 Oktober 2011
hubungan dan dampak internet dan psikologi
HUBUNGAN INTERNET DENGAN PSIKOLOGI
Ilmu Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam interaksi terhadap lingkungan maupun dengan hal-hal yang ada disekitarnya, selain itu juga psikologi mempelajari proses mental baik sifat,hakikat, maupun hidup jiwa manusia, sedangkan internet adalah teknologi komunikasi dan informasi yang merupakan salah satu simbol kehidupan manusia yang modern yang sudah berkembang sangat cepat. Dengan adanya teknologi inilah yang membuat manusia bisa sangat cepat memperoleh informasi
Pemakaian internet sangat mudah, cepat, dan cenderung dapat dijangkau oleh 'semua umur'. Orang yang tidak punya media tsb juga tidak jarang pergi ke rental/warnet. Karena dapat dijangkau oleh 'semua umur' tetapi internet mencakup global, jadi ada 'hal-hal' yang tidak pantas dilihat oleh anak di bawah umur, seperti pornografi, karena akan ada dampak psikologis pada anak yang dikhawatirkan anak akan matang sebelum waktunya. Oleh karena itu pemakaian internet pada anak di bawah umur harus dengan pengawasan. Bukan hanya untuk anak-anak, tetapi remaja pun harus terkontrol, karena remaja masih labil dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Selain itu, penggunaan internet secara adiktif juga dapat membuat seseorang lupa waktu, kecenderungan susah berhenti dan akhirnya kecanduan (Internet Addiction Disorder/IAD). Jika kita sudah sulit mengontrol, maka akan semakin banyak yang terabaikan. Contohnya: makan menjadi tidak teratur, tidur tidak teratur, kelelahan fisik, kegagalan dalam mengatur waktu dan ada banyak lagi.
Selain itu, penggunaan internet secara adiktif juga dapat membuat seseorang lupa waktu, kecenderungan susah berhenti dan akhirnya kecanduan (Internet Addiction Disorder/IAD). Jika kita sudah sulit mengontrol, maka akan semakin banyak yang terabaikan. Contohnya: makan menjadi tidak teratur, tidur tidak teratur, kelelahan fisik, kegagalan dalam mengatur waktu dan ada banyak lagi.
Ada bermacam – macam dampak positif dan negatif yang didapat dalam penggunaan internet terutama dalam dampak terhadap perkembangan psikologis manusia. Dampak positif dari internet terhadap perkembangan psikologis bermacam – macam sebagai berikut : Internet dapat menambah kreativitas pada manusia, sehingga dapat berppengaruh dalam kegiatan sehari-hari. Internet dapat merangsang rasa ingin tahu manusia, contohnya dengan bermacam – macam pengetahuan seperti di situs google, Wikipedia, dll. Internet dapat membuat orang yang tadinya anti-sosial dapat bersosialisasi dan membuat dirinya tidak tertutup, contohnya melalui situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dll.
Dampak negatif dari internet terhadap perkembangan psikologis juga bermacam – macam sebagai berkut : Internet dapat membuat manusia terutama anak – anak menganggap mudah sesuatu karena menurut mereka semua tersedia di internet. Internet dapat membuat manusia lupa akan segala hal, contohnya dalam hal belajar, bekerja,dll karena sudah terlalu ketagihan bermain internet. Yang paling besar dampak negative nya adalah Internet juga dapat membuat manusia terutama anak – anak menjadi terpengaruh dengan segala hal yang berbau seks karena maraknya situs – situs porno yang tersedia dan dapat diakses dengan mudah.
Dilihat dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya internet sangatlah berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam hal pencarian informasi, namun adanya internet ini juga dapat mempengaruhi manusia, oleh karena itu perlu kita sadari kegunaan internet itu, dan dalam penggunaannya perlulah kita selektif lagi.
Selasa, 11 Oktober 2011
tugas 1, psikologi dan teknologi internet
Nama : Seane F. Pariama
NPM : 10507218
Kelas : 4 PA 02
1. OSI Layer
Untuk memudahkan pengertian jaringan itu sendiri, penggunaan proses pengolahan data harus memiliki keseragaman, diantara perusahaan pembuat peralatan jaringan, International Standard Organization (ISO) mengeluarkan suatu model lapisan jaringan yang disebut dengan Open System Interconnection (OSI) dengan standar ISO/IEC 7498.
A. Lapisan - Lapisan Dalam Model OSI
Pada model jaringan OSI ini proses pengolahan data dibagi dalam tujuh macam lapisan (layer), dimana masing - masing lapisan memiliki fungsi tersendiri.
a. Physic (Layer 1)
b. Link (Layer 2)
c. Network (Layer 3)
d. Transport (Layer 4)
e. Session (Layer 5)
f. Presentation (Layer 6)
g. Application (Layer 7)
Gambar 1. OSI Layer
1. Lapisan Physical
Lapisan ini berhubungan dengan kabel dan media fisik lainnya yang menghubungkan satu peralatan jaringan komputer dengan peralatan jaringan komputer lainnya. Pengiriman data yang terjadi menggunakan perantara sinyal - sinyal listrik, sinar maupun gelombang radio dengan bentuk transmisi data biner. Pada lapisan ini juga dikenal suatu jarak terjauh yang mungkin digunakan oleh sebuah media fisik dan pengaturan cara melakukan collision control.
2. Lapisan Link
Lapisan ini yang mengatur topologi jaringan, switch dan bridge bekerja pada lapisan data link ini. Lapisan Link untuk kontrol arus (flow control) pada bagian pengirim mengatur bagaimana terjadi pengubahan data menjadi deretan logika ‘1’ dan ‘0’ untuk dikirim melalui media transmisi, sedangkan pada penerima terjadi proses kebalikannya dimana deretan logika ‘1’ dan ‘0’ yang diterima dari media transmisidiubah kembali menjadi data. Dari kedua proses tersebut, keutuhan data tetap dipertahankan dengan melakukan deteksi kesalahan serta perbaikan kesalahan yang terjadi.
3. Lapisan Network
Lapisan ini berfungsi untuk meneruskan paket - paket data dari satu node ke node lainnya. lapisan ini juga berguna untuk menerjemahkan alamat logika sebuah host menjadi alamat fisik serta memberi alamat pada jaringan, dan menentukan jalur terbaik dalam berhubungan dari satu node ke node lainnya secara statis atau dinamis. Protokol yang digunakan lapisan ini antara lain: IP, IPX, ARP, RARP, ICMP, RIP, OSFT, BGP dan X25.
4. Lapisan Transport
Lapisan ini bertanggung jawab atas keutuhan data dari transmisinya dari berbagai gangguan, tugasnya sangat penting karena dia sendiri memisahkan lapisan tingkat atas dengan lapisan tingkat bawah. Lapisan ini menciptakan hubungan atas layanan yang sederhana dari lapisan network menjadi layanan yang lebih lengkap bagi lapisan diatasnya serta kontrol transmisi yang tidak dimiliki oleh lapisan dibawahnya.
Beberapa protokol yang didukung antara lain: TCP, UDP, TP4 dan SPX
Lapisan Transport memiliki dua jenis hubungan, yaitu:
• Connection Oriented
• Connectionless Oriented
a. Connection Oriented
Adalah suatu koneksi yang memungkinkan pengirim mendapat pernyataan (acknowledge) dari penerima untuk mengetahui paket data yang telah dikirim telah diterima tanpa ada kesalahan.
Langkah pengiriman data yang terjadi pada koneksi jenis ini adalah:
• Mengadakan hubungan (membentuk sebuah jalur komunikasi).
• Pengiriman paket - paket (mengirim data melewati jalur yang telah dibangun).
• Pemutusan hubungan (memutuskan jalur komunikasi yang sudah tidak digunakan).
Ciri - ciri connection oriented adalah :
• Semua paket mendapat tanda Acknowledge (ack) dari penerima.
• Paket yang tidak diterima akan dikirim ulang.
• Paket diurutkan berdasar waktu pengirimannya.
b. Connectionless Oriented
Hubungan connectionless oriented ditunjang oleh protokol UDP dengan menggunakan port 17, dimana pada sistem hubungan seperti ini, paket data hanya dikirimkan ke tempat lain tanpa adanya tanda terima, sehingga pengirim tidak akan mengetahui apakah data yang dikirimnya sampai atau tidak. Namun hubungan semacam ini memiliki keuntungan tersendiri, yaitu tidak menghabiskan bandwith karena paket data tidak membutuhkan pernyataan balik dari penerima.
5. Lapisan Session
Lapisan ini membuka dan mengatur sesi / koneksi antar aplikasi. protokol yang berfungsi antara lain adalah: NFS, Netbeui, RPC, SQL, Appletalk dan XWindows
6. Lapisan Presentation
Bertanggung jawab untuk presentasi grafik dan visual image, lapisan yang memberikan sarana untuk pelayanan konversi, format, dan enskripsi data sebagai contoh format data yang didukungnya adalah: ASCII, EDCDIC, MIDI, MPEG, TIFF, JPEG, Quick time dan PICT. Protokol yang didukung antara lain: ASN 1.
7. Lapisan Application
Tugasnya adalah memberikan sarana pelayanan kepada jaringan komputer untuk aplikasi - aplikasi pemakai dan mengadakan komunikasi dari program ke program contohnya: mengirim email, menggunakan program ftp untuk mengirim file, browsing ke internet dan lainnya. Beberapa protokol yang digunakan oleh lapisan ini adalah: Telnet, File Transfer, Email, SMTP dan akses ke database.
2. Pembagian IP Address
Kelas | Network ID | Host ID | Subnet Mask | Range | Max Network | Max Host |
A | w. | x.y.z | 255.0.0.0 | 1-126 | 127 | 16777214 |
B | w.x. | y.z | 255.255.0.0 | 128-191 | 16384 | 65534 |
C | w.x.y | z | 255.255.255.0 | 192-223 | 2097152 | 254 |
Tabel diatas digunakan untuk melihat kelas suatu IP address berdasarkan nomor pada oktet pertama suatu alamat IP yang dicocokan dengan isi pada kolom Range.
Sebagai contoh:
• 192.168.0.233 termasuk kedalam kelas C, karena pada table angka 192 berada didalam range alamat kelas C
3. Bilangan Biner dari Alamat Web
www.yahoo.com à 98.137.149.56 à 01100010.10001001.10010101.00111000
www.yahoo.co.id à 203.84.219.114 à 11001011.01010100.11011011.01110010
www.ui.ac.id à 152.118.24.142 à 10011000.01110110.00011000.10001110
www.gunadarma.ac.id à 174.142.155.233 à 10101110.10001110.10011011.11101001
www.dikti.go.id à 118.98.233.13 à 01110110.01100010.11101001.00001101
Pengertian “.co.id” dari yahoo.co.id, adalah situs tersebut merupakan situs komersil dari region (wilayah Indonesia). Jadi, “.co” berarti Commercil, sedangkan “.id” merupakan singkatan dari Indonesia.. Contoh lain dari domain ialah “.ac.id” yang berarti situs tersebut merupakan situs instansi pendidikan (Accademy) dari wilayah Indonesia. Contoh lainnya ialah “.go.uk”, yang berarti situs tersebut milik instansi pemerintah (Government) dari wilayah Inggris (United Kingdom).
Jumat, 24 Juni 2011
pecinta jalanan
Terbaring diam beralas Koran,
resapi dinginnya hawa malam..
Diselimuti angin dan debu,,
nikmati malam yang kelam..
Senyum mengembang diraut wajahnya,,
nikmati indahnya bunga tidur,,
berharap tak terjaga dari tidur…
Bunyi deru kendaraan berlalu,
pertanda saatnya kau pergi,
kembali menulusuri jalanan,,
berharap malam kembali datang..
by : jane
inilah aku
Berteriak tak ada yang dengar,,,
menangispun tak dipedulikan…..
Tubuhmu terasa sakit,,,
lelah menanggung beban itu…
Ku bilang kau pengecut,,
Teriak,, menangis,, didalam hati ??
Takan ada yang menghiraukanmu..
Kau tak punya keberanian,,
Kau hanya bisa menerima,,
Walau tak suka sekalipun..
Dasar pengecut..
Kau tak punya nyali tuk melawan,,
kau kerjakan smua dengan senyum,,
Seakan kau orang baik..
by : jane
Jumat, 06 Mei 2011
Perancangan Use Case Psikoterapi ke dalam Desain Awal Sistem Informasi
Kasus 2 : skizofrenia
A. 1. Case name : Pendekatan
2. Pre condition : None
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
a. Menciptakan kenyamanan
b. Menanyakan identitas
5. Post condition : Menggali informasi dari subjek
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
B. 1. Case name : Menggali informasi dari subjek
2. Pre condition : Pendekatan
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
a. Mengetahui dengan jelas latar belakang klien
b. mengetahui kehidupan berinteraksinya.
a. Mencari data-data kejadian yang pernah dialaminya.
5. Post condition : Memilih terapi yang tepat
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
C. 1. Case name : Memilih terapi yang tepat
2. Pre condition : Menggali informasi dari subjek
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
a. Memberikan beberapa pilihan penyelesaian dan pemecahan masalah
b. Mengambil dan menetapkan pemecahan masalah yang mana akan dipilih untuk dilaksanakan
c. Menetapkan terapi dengan teknik penanganan psikososial.
5. Post condition : Pelaksanaan Terapi
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
D. 1. Case name : Pelaksanaan Terapi
2. Pre condition : Memilih terapi yang tepat
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
a. membantu individu dalam ktrampilan sosial
b. membantu individu untuk kembangin perilaku adaptif
5. Post condition : Evaluasi
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
E. 1. Case name : Evaluasi
2. Pre condition : Pelaksanaan Terapi
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
a. Mengadakan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan terapi dan penentuan kegiatan tindak lanjutnya
b. Harapan awal : terapi berhasil atau klien dapat beradaptasi dengan baok terhadap lingkungannya
c. Setelah dilakukan terapi, subjek dapat beradaptasi dan tidak berhalusinasi
5. Post condition : Evaluasi
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
Kasus III: disfungsi seksual
A. 1. Case name : Pendekatan
2. Pre condition : None
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
a. Menciptakan hubungan baik dengan klien
b. Menumbuhkan adanya kepercayaan
5. Post condition : Menggali informasi dari subjek
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
B. 1. Case name : Menggali informasi dari subjek
2. Pre condition : Pendekatan
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
b. Mengetahui dengan jelas latar belakang klien
c. Mengumpulkan masalah
5. Post condition : Memilih terapi yang tepat
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
. C. 1. Case name : Memilih terapi yang tepat
2. Pre condition : Menggali informasi dari subjek
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
a. Memberikan beberapa pilihan penyelesaian dan pemecahan masalah
b. Mengambil dan menetapkan pemecahan masalah yang mana akan dipilih untuk dilaksanakan
c. Menetapkan terapi dengan teknik kognitif – behavioral.
5. Post condition : Pelaksanaan Terapi
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
D. 1. Case name : Pelaksanaan Terapi
2. Pre condition : Memilih terapi yang tepat
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps:
a. membantu individu dan pasangannya untuk mengembangkan hubungan seksual yang lebih memuaskan dan mengurangi kecemasan akan performa.
5. Post condition : Evaluasi
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
E. 1. Case name : Evaluasi
2. Pre condition : Pelaksanaan Terapi
3. Actor who mitrates : terapis
4. Steps :
a. Mengadakan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan terapi dan penentuan kegiatan tindak lanjutnya
b. Harapan awal : terapi berhasil atau naiknya minat atau hasrat seksual subjek
c. Setelah dilakukan terapi, tidak ada masalah dalam hubungan seksual subjek, khususnya minat dan hasrat seksualnya
5. Post condition : Evaluasi
6. Actor who gets benefit : klien, terapis
Langganan:
Postingan (Atom)